Friday, 28 December 2012

Guangzhou I'm back (again)!

Untuk kedua kalinya saya mengunjungi kota ini.
Guangzhou, kota terbesar ke-3 di China setelah Shanghai dan Beijing.
Tidak bosan, karena saya mengunjungi distrik atau 'kampung' yang berbeda, yakni Guangdong,
Dalam rangka peliputan acara exhibiton yang diselenggarakan oleh salah satu klien, saya mengunjungi Guangdong pada akhir November.
Di bulan ini, China akan memasuki winter season alias musim salju, boleh dikatakan saya mengunjungi kota ini saat musim dingin.
Menurut kabar, suhu di kota Guangzhou 10-12 derajat Celsius, bahkan di Shanghai telah mencapai minus.

Tugas kali ini saya berangkat dengan rombongan dari Kementerian Perindustrian, dan satu rekan seperjuangan, pemred majalah Foodservice Today.
Terjadwal, saya akan berangkat dari Soetta pada tengah malam, sampai di Hongkong untuk transit pada pukul 5 pagi, dan akan melanjutkan penerbangan ke Guangzhou pada pukul 8 pagi.
Karena jadwal penerbangan yang sangat tidak bersahabat (karena mengganggu jam tidur), perjalanan kali ini menurut saya sangat melelahkan...
Kurang tidur, iya!
Capek transit, iya!
Kurang makan+minum, iya!

Hujan menyambut saat saya tiba di Hongkong Airport (HKA) untuk transit.
Untuk pertama kalinya saya 'mengalami' transit ini, dan saya cukup terkagum-kagum melihat kemewahan bandara internasional yang sangat modern ini.
Surprising, ternyata pihak bandara membangun Musholla (yang menueut saya tidak sedikit jumlahnya) di dalam bandara,
Waktu transit cukup lama, yakni hingga 3 jam..dan sangat melelahkan...

Hujan saat tiba di HKA untuk transit 

Untuk meneruskan penerbangan ke gate yang berbeda (departure gate) ,
kita harus naik 'kereta' atao metro dalam bandara untuk menuju gate 68,
karena saat kedatangan kita berada pada gate 33.

Menuju gate departure. Kanan kiri eskalator merupakan tempat tunggu dengan kursi memadai dan nyaman. Di sana juga disediakan kursi malas, alias kursi panjang yang bisa dibuat istirahat atau tidur, very comfortable! 
Akhirnya Dragon Air yang akan membawa kami ke Guangzhou tiba, dan 1 jam perjalanan tidak cukup untuk  saya tidur sejenak melepas kantuk, akhirnya mau tak mau saya nikmati sejam perjalanan di udara tersebut.
Kami pun tiba di Baiyun International Airport Guangzhou, sekitar pukul 8 pagi.
Dan suhu yang menurut saya ekstrim (sekitar 12 derajat celcius) menyambut kami.

Perut lapar, rombongan pun langsung singgah ke sebuah resto kepunyaan orang muslim, jadi insyaAlloh, makanan yang dipesan halal. Rasanya ngga jauh beda sama masakan oriental yang ada di Indonesia.

Suasana kota Guangzhou, pagi menjelang siang hari (sekitar pukul 11), diselimuti kabut, dan hujan.

Sempet foto sama waitre-nya resto. Yang jadi pertanyaan adalah...
apa mba-mba ini benar-benar muslim yaa? hehe.. semogaa, amiinn..
##Liat mata sayahh, sumpah ngantuk berattt!
Perut kenyang, saatnya ke hotel..
Hotel temapt saya menginap namanya Landmark Canton Hotel, adanya di pusat kota, hotelnya ramai, lingkungannya apalagii..

Di malam sebelum acara saya sempat diajak berkeliling ke Haizhu Square. Di sini macam-macam baju dan aksesoris di jual lengkap. Harganya..? tidak murah menurut saya, karena disini kebanyakan adalah pusat grosir, yang harus beli barang dalam jumlah banyak.



at Haizhu Square

It's time for work.
Keesokan harinya, bersiap untuk tugas meliput acara.

Wall of sponsor

Beberapa stand pameran yang sempat ter-capture
Still in exhibition location, Poly World Trade Center
Canton TV Tower, icon kota Guangzhou, number 1 tourist destination in Guangzhou






Monday, 3 December 2012

Pilih Mana, Buah Kering atau Buah Segar?


Buah Longan atau Lengkeng yang dikeringkan dengan
menggunakan oven selama 22 jam
Siapa bisa menyangkal manfaat dari konsumsi buah. Berbagai vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi jika konsumsi buah tercukupi. Karena itu tak salah jika para ahli menyarankan untuk memiliki kebiasaan makan buah sebagai penunjang gaya hidup sehat. 

Untuk memperpanjang masa simpan, biasanya buah mengalami proses lebih lanjut, seperti misalnya proses pengeringan. Buah yang dikeringkan bisa dijadikan camilan yang enak dan bergizi. Bergizi? Apakah buah kering memiliki kandungan gizi yang sama dengan buah segar? Dan apakah mengonsumsi buah kering mencukupi kebutuhan tubuh akan asupan serat , vitamin dan mineral yang sama seperti konsumsi buah segar? 
Foto doc Wikipedia

Proses pengeringan pada dasaranya adalah proses mengawetkan buah. Namun ketika buah tersebut mengalami proses pengeringan, tak hanya air yang hilang, tetapi vitamin dan mineral yang ada pada air juga ikut hilang. Vitamin dan mineral pada buah kering secara otomatis berkurang setelah proses pengeringan, baik itu pengeringan dibawah matahari maupun menggunakan dehydrator. Seperti misalnya vitamin C yang pasti berkurang atau bahkan hilang jika terkena panas, kandungan gizi lain yang berkurang dalam proses pengeringan adalah kalium, kalsium dan vitamin E, sedangkan serat, zat besi dan antioksidan fenol tidak secara signifikan berkurang.

Pada dasarnya, buah kering mempertahankan sebagian besar kandungan gizi buah segarnya. Kandungan gizi buah kering berbeda-beda, tergantung dari jenis buah segarnya, dan proses pengolahannya. Buah-buahan yang telah melalui proses pengeringan, seperti kismis atau aprikot kering, memiliki kandungan serat yang tinggi. Namun, cara pengolahannya telah membuat kadar air dalam buah ini sangat sedikit. Akibatnya, jumlah kalori dalam buah ini menjadi lebih besar, belum lagi terkadang ditambahkan gula dalam proses pembuatannya.

Aneka buah kering yang sudah dikemas dan siap jual
Menurut FDA (Food and Drug Administration), kandungan kalori buah kering 2 kali lipat lebih banyak daripada buah segar, bluberi kering misalnya memiliki nilai kalori 3 kali lipat dari buah segarnya. Perlu diingat bahwa terkadang produsen menambahkan gula atau pemanis tambahan dalam buah kering untuk meningkatkan flavor. Cranberi kering contoh lainnya, produsen sengaja menambahkan pemanis untuk mengurangi rasa asam pada cranberi kering. Konsumsi buah kering tidak bisa disamakan dengan buah segar. Asupan buah segar dianjurkan 7-8 porsi buah per hari dengan 5 jenis buah yang berbeda, sedangkan konsumsi buah kering tidak bisa disamakan mengingat nilai kalorinya yang tinggi. 

Pada umumnya, buah kering seperti peach, aprikot, apel, raisin, ceri, kurma atau plum, mengandung zat gizi esensial dan bahan bioaktif untuk mendukung kesehatan tubuh. Konsumsi buah kering juga dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kronik. Kombinasi dari kandungan gizi dan kenyamanannya dalam mengonsumsi buah kering merupakan nilai plus. Kelebihan lain buah kering adalah sifatnya yang ergonomis alias mudah untuk dikemas, dibawa, disimpan, dan dimakan, daya simpan-nya juga relatif lebih lama.

Buah kering tidak hanya dikonsumsi begitu saja, buah kering yang beraneka ragam dapat dimanfaatkan sebagai ingridien atau bahan untuk memasak. Karena rasanya yang manis, buah kering luwes ditambahkan pada adonan cookies, cake, roti, atau puding. Fibuyu.

Menu makan siang 1000 kalori

Waktu makan siang terkadang sering di-skip atau dilewatkan oleh kebanyakan orang dengan jadwal kerja yang begitu padat. Dan akhirnya kita akan merasa sangat kelelahan diwaktu malam. Meluangkan diri untuk menyantap menu makan siang walau hanya 15 menit saja dapat me-recharge kembali tubuh kita untuk bisa tetap produktif. Malas untuk mengantri di kantin kantor, atau jengah bergumul dengan kemacetan di waktu jam makan siang, mungkin itu yang menyebabkan kebanyakan orang men-skip waktu makan siangnya.

Foto doc http://kalorimakanan.blogdrive.com/archive/2.html 
Mengapa tidak mencoba berlangganan katering yang menyiapkan menu makan siang yang variatif dan menyehatkan sesuai dengan pedoman gizi seimbang?

Itulah yang ditawarkan oleh Nutricious Gourmet (NG), penyedia jasa catering yang didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat atas menu gizi seimbang. Makin bermunculannya penyakit degeneratif belakangan ini -seperti penyakit jantung dan obesitas, membuat NG menciptakan menu-menu sehat. Asupan energi yang berlebihan, tanpa diimbangi aktifitas fisik dan konsumsi serat adalah sumber utama timbulnya penyakit-penyakit tersebut.

NG hadir untuk memberikan solusi makan siang yang praktis, enak, sehat, dan bergizi bagi Anda. NG menyediakan katering makan siang dengan menu yang variatif dan menyehatkan, dan yang terpenting adalah total kalori dari setiap menu yang jumlahnya tdak lebih dari 1000 kalori. Karena saat mekan siang kalori yang dibutuhkan normalnya sekitar 1000 kalori. Menu yang ditawarkan NG beragam, mulai dari menu-menu tradisional, Asean, Oriental, fusion dan continental, lengkap mulai dari appetizer, main course hingga dessert. Menu akan berputar setiap minggu sehingga tidak membuat bosan, serta disajikan dalam launch box set yang trendy dan handy. Menu sehat yang ditawarkan NG bukan berarti tidak lezat dan sedap, dengan kolaborasi ahli kuliner, ahli gizi dan ahli teknologi pangan yang handal, NG berhasil menciptakan menu-menu sehat bergizi tanpa mengesampingkan citarasa dan kelezatan masakannya. Dengan metode antar langsung ke meja pelanggan, NG menjamin makan siang Anda datang tepat waktu.

Katering makan siang yang ditawarkan NG sangat cocok bagi Anda orang kantoran yang mempunyai sedikit waktu untuk mencari makan saat jam makan siang kantor, juga bagi Anda yang mendambakan makan siang yang tidak membosankan dan menyehatkan. Fibuyu

Asian Fusion Cuisine: Padu Padan Cita Rasa Asia dan Eropa

Hidangan fusion marak disajikan di restoran-restoran ibukota. Tak ada matinya kreasi dan inovasi dalam dunia kuliner. Pelbagai bahan makanan dan bumbu serta cita rasa khas masing-masing masakan dari berbagai belahan dunia pun bisa dipadukan. Fusion cuisine memang sedang menjadi tren belakangan ini, menggabungkan dua atau lebih cita rasa kuliner yang berbeda, masakan fusion menawarkan sensasi baru di lidah. Pada prinsipnya, pengolahan dan penyajian fusion food ditekankan pada unsur penataan yang artistik serta pengombinasian antara bahan dan teknik pengolahan yang unik. Memasak secara fusion adalah praktik menggabungkan makanan dan gaya memasak dari berbagai sumber untuk menciptakan hidangan dengan rasa baru.
Sebenarnya masakan fusion telah dipopulerkan tahun 1970-an, secara khusus fusion memasangkan rempah-rempah yang bukan tradisional dan makanan dari daerah yang berbeda untuk menciptakan rasa yang unik dan baru. Memasak secara fusion biasanya dianut oleh penggemar masakan progresif dan dijauhi atau dihindari oleh penganut tradisionalis. Pada dasarnya fusion cuisine sendiri merupakan percampuran beberapa masakan dari beberapa negara dengan ciri khasnya masing-masing dan melahirkan sebuah menu baru dengan sensasi rasa berbeda dalam satu masakan. “Secara sederhana, fusion cuisine itu adalah pencampuran, mix antara masakan Asia dan Western misalnya,” kata Chef Chandra Yudasswara, Executive Chef Negev Resto. Sedangkan menurut Chef Vindex Tengker, Executive Chef The Dharmawangsa Hotel, “fusion cuisine adalah perpaduan masakan yang mengabungkan unsur bahan-bahan makanan dan juga cooking teknik yang berbeda secara regional”. 

Asian Fusion Cuisine banyak mengusung masakan dari negara Jepang, India, Cina dan Thailand. Tak dapat disanggah bahwa makanan Asia adalah makanan yang paling banyak mendapat sorotan dunia. Selain variasi dan rasanya yang memang unik dan nikmat, pengaruh penyebaran orang Asia ke seluruh belahan dunia juga memegang peranan penting bagi ketersediaan makanan Asia di belahan dunia mana pun. 

Inovasi dan keunikan hidangan fusion tergantung dari kreatifitas si rumah makan yang menawarkan hidangan fusion. Seperti misalnya East Meet West cusine yg mempertemukan rasa Asia dengan teknik Eropa, contohnya Indonesia dengan masakan barat seperti Rendang glazed wagyu beef fillet, Ginger marinated salmon fillet confit. VIetnam dengan Perancis seperti di Vietnamese Beef Sandwich yang memakai stir fried beef ala vietnam dipadukan dengan panggangan roti baquette. Jepang dengan Italia seperti Italian Pizza dengan ginger wasabi tuna.

Lebih lanjut menurut Chef Vindex, “yang terpenting adalah bagaimana seorang Chef dapat mengerti basic dan ciri dari bahan-bahan atau masakan yang akan digabungkan, apakah "make sense" atau tidak, kita mesti mencobanya dan membuat msakan yg harmoni, berpadu serasi tapi tidak bertabrakan”. Fibuyu.

Tomat, si Merah Sumber Umami Alami

Foto doc Wikipedia

Anda para juru masak, pasti kurang afdol jika tidak menambahkan tomat dalam hidangan sup, soto, atau sambal untuk melengkapi cita rasa masakan Anda.

Tomat banyak digunakan pada berbagai hidangan di berbagai kebudayaan, termasuk di Indonesia. Tomat segar yang ditambahkan dapat memberikan cita rasa yang lebih baik dalam masakan. Jika berbicara tentang kuliner nusantara, sederet hidangan dengan menggunakan tomat -baik sebagai bahan utama atau pelengkap, pasti langsung terlintas di pikiran, mulai dari sambal, soto, sop, hingga tumisan. Tomat merupakan sayuran buah yang cukup populer dalam hidangan Indonesia. Saat membuat tumis sayuran misalnya, setelah selesai menumis bawang merah dan bawang putih, potongan tomat pasti ditambahkan supaya tumisan lebih sedap. Atau saat membuat sup dan sambal, tomat juga ditambahkan sebagai pelengkap untuk meningkatkan cita rasa masakan.

Jenis tomat bervariasi, baik dari warna, bentuk dan ukurannya. Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang. Dari ukuran dan bentuknya, ada jenis granola (bentuknya bulat, dikenal dengan nama tomat buah), gondol (berbentuk lonjong oval, biasa untuk produksi saus), tomat sayur (buahnya padat untuk diolah dalam, masakan, dan tomat ceri (tomat ranti, berukuran kecil).

Selain berperan sebagai salah satu bahan dalam masakan, ternyata tomat memiliki peranan penting untuk ‘meningkatkan’ cita rasa masakan. Tanpa disadari, kehadirannya dalam masakan, seakan menjadi booster, menyulap makanan menjadi lebih sedap dalam sekejap.

Apa sih rahasia yang membuat tomat menjadi ‘pelezat’ dalam setiap masakan yang menggunakannya? Jawabannya, karena tomat mengandung glutamat. Tomat matang mengandung kadar glutamat tinggi yang menghasilkan cita rasa umami. Jadi tak heran, jika peranan tomat bisa membuat cita rasa masakan terasa lebih mantap, karena kadar glutamat dalam tomat mencapai 246 mg/100 gram. Tetapi tahukah, ternyata tomat tidak hanya sebagai bumbu pelengkap dan penguat rasa dalam masakan. Buah yang berwarna merah cerah ini ternyata memiliki segudang manfaat yang tidak hanya sebatas sebagai bumbu pelengkap. Konsumsi tomat dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tomat mengandung senyawa karotenoid yang bernama likopen. Likopen adalah salah satu zat pigmen kuning tua sampai merah tua yang termasuk kelompok karotenoid yang bertanggungjawab terhadap warna merah pada tomat. Senyawa karotenoid yang satu ini dikenal baik sebagai senyawa yang memiliki daya antioksidan tinggi, senyawa ini mampu melawan radikal bebas akibat polusi dan radiasi sinar UV. FIbuyu.


Published in Umami Indonesia