Guangzhou, kota terbesar ke-3 di China setelah Shanghai dan Beijing.
Tidak bosan, karena saya mengunjungi distrik atau 'kampung' yang berbeda, yakni Guangdong,
Dalam rangka peliputan acara exhibiton yang diselenggarakan oleh salah satu klien, saya mengunjungi Guangdong pada akhir November.
Di bulan ini, China akan memasuki winter season alias musim salju, boleh dikatakan saya mengunjungi kota ini saat musim dingin.
Menurut kabar, suhu di kota Guangzhou 10-12 derajat Celsius, bahkan di Shanghai telah mencapai minus.
Tugas kali ini saya berangkat dengan rombongan dari Kementerian Perindustrian, dan satu rekan seperjuangan, pemred majalah Foodservice Today.
Terjadwal, saya akan berangkat dari Soetta pada tengah malam, sampai di Hongkong untuk transit pada pukul 5 pagi, dan akan melanjutkan penerbangan ke Guangzhou pada pukul 8 pagi.
Karena jadwal penerbangan yang sangat tidak bersahabat (karena mengganggu jam tidur), perjalanan kali ini menurut saya sangat melelahkan...
Kurang tidur, iya!
Capek transit, iya!
Kurang makan+minum, iya!
Hujan menyambut saat saya tiba di Hongkong Airport (HKA) untuk transit.
Untuk pertama kalinya saya 'mengalami' transit ini, dan saya cukup terkagum-kagum melihat kemewahan bandara internasional yang sangat modern ini.
Surprising, ternyata pihak bandara membangun Musholla (yang menueut saya tidak sedikit jumlahnya) di dalam bandara,
Waktu transit cukup lama, yakni hingga 3 jam..dan sangat melelahkan...
Hujan saat tiba di HKA untuk transit |
Untuk meneruskan penerbangan ke gate yang berbeda (departure gate) , kita harus naik 'kereta' atao metro dalam bandara untuk menuju gate 68, karena saat kedatangan kita berada pada gate 33. |
Akhirnya Dragon Air yang akan membawa kami ke Guangzhou tiba, dan 1 jam perjalanan tidak cukup untuk saya tidur sejenak melepas kantuk, akhirnya mau tak mau saya nikmati sejam perjalanan di udara tersebut.
Kami pun tiba di Baiyun International Airport Guangzhou, sekitar pukul 8 pagi.
Dan suhu yang menurut saya ekstrim (sekitar 12 derajat celcius) menyambut kami.
Perut lapar, rombongan pun langsung singgah ke sebuah resto kepunyaan orang muslim, jadi insyaAlloh, makanan yang dipesan halal. Rasanya ngga jauh beda sama masakan oriental yang ada di Indonesia.
Perut kenyang, saatnya ke hotel..
Hotel temapt saya menginap namanya Landmark Canton Hotel, adanya di pusat kota, hotelnya ramai, lingkungannya apalagii..
Di malam sebelum acara saya sempat diajak berkeliling ke Haizhu Square. Di sini macam-macam baju dan aksesoris di jual lengkap. Harganya..? tidak murah menurut saya, karena disini kebanyakan adalah pusat grosir, yang harus beli barang dalam jumlah banyak.
Kami pun tiba di Baiyun International Airport Guangzhou, sekitar pukul 8 pagi.
Dan suhu yang menurut saya ekstrim (sekitar 12 derajat celcius) menyambut kami.
Perut lapar, rombongan pun langsung singgah ke sebuah resto kepunyaan orang muslim, jadi insyaAlloh, makanan yang dipesan halal. Rasanya ngga jauh beda sama masakan oriental yang ada di Indonesia.
Suasana kota Guangzhou, pagi menjelang siang hari (sekitar pukul 11), diselimuti kabut, dan hujan. |
Sempet foto sama waitre-nya resto. Yang jadi pertanyaan adalah... apa mba-mba ini benar-benar muslim yaa? hehe.. semogaa, amiinn.. ##Liat mata sayahh, sumpah ngantuk berattt! |
Hotel temapt saya menginap namanya Landmark Canton Hotel, adanya di pusat kota, hotelnya ramai, lingkungannya apalagii..
It's time for work.
Keesokan harinya, bersiap untuk tugas meliput acara.
Keesokan harinya, bersiap untuk tugas meliput acara.
Wall of sponsor |
Beberapa stand pameran yang sempat ter-capture |
Still in exhibition location, Poly World Trade Center |
Canton TV Tower, icon kota Guangzhou, number 1 tourist destination in Guangzhou |