Tahukah
Anda, jika sekarang konsumen makin peduli terhadap isi dari makanan yang mereka
makan? Makan diluar rumah atau di rumah makan, kini menjadi tren tersendiri
bagi sebagian masyarakat. Breakfast, lunch, dan dinner kini tak lagi dilakukan
dirumah. Orang banyak menghabiskan waktu makannya diluar rumah alias di restoran atau rumah
makan, alasannya beragam, ada yang tidak sempat makan dirumah, ada yang enggan
menyiapkan makanan untuk dimakan dirumah, atau alasan paling simpel adalah tak
mau ribet. Praktis, kini industri jasa boga berada diatas angin dan tak heran
jika bisnis kuliner juga makin menjamur.
Bukan
karena sedang diatas angin, lantas penyedia layanan jasa boga tersebut
mengabaikan hak konsumen akan keamanan, kesehatan, keutuhan, dan kehalalan dari
makanan yang dipesan. Aspek-aspek tersebut merupakan hak mutlak konsumen yang
harus dipenuhi oleh para pelaku bisnis jasa boga. Berdasarkan riset yang
dilakukan oleh Unilever Food Solutions yang dibukukannya dalam World Menu
Report, diketahui bahwa kini konsumen menuntut transparansi. Transparansi
terhadap isi dari makanan yang mereka makan, seperti misanya informasi mengenai bahan yang digunakan,
keamanan makanan, cara memasak, serta
kandungan gizi dari makanan yang mereka makan. Survey dilakukan dengan
melibakan 3500 responden yang makan diluar setidaknya 1 minggu sekali dari 7 negara
seperti Amerka Serikat, Inggris, Cina, jerman, Rusia, Brazil, dan Turki.
Dengan
metode mewawancarai masing-masing responden, disimpulkan bahwa konsumen lebih
menuntut transparansi informasi yang lebih detil mengenai apa yang mereka
makan. Konsumen juga makin sadar akan adanya pilihan makanan sehat, karena itu
mereka ingin bisa memilih makanan yang lebih sehat saat makan diluar.
One of healthy food |
Alasan
utama yang mendasari keinginan konsumen akan ketersediaan informasi tentang
kandungan gizi yang lebih detail muncul atas kesadaran masyarakat untuk
memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Pilihan menu makanan sehat juga sangat
banyak sekarang, namun informasi mengenai gizi yang tersedia dalam makanan
tersebut sangatlah sedikit. Diperoleh informasi juga bahwa, responden akan memilih makanan yang lebih
sehat jika informasi tentang nilai-nilai gizi dari menu makanan tercantum dalam
buku menu sebuah restoran. Belum adanya peraturan yang jelas tentang bagaimana informasi
kandungan gizi pada makanan ini harus diberlakukan, juga masih menjadi ganjalan,
tetapi responden memberikan kewajiban dan tanggung jawab ini.
Di
Indonesia sendiri, mungkin tidak semuluk seperti apa yang diinginkan oleh para
responden di Negara-negara maju tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan
adanya permintaan akan transparansi informasi terhadap apa yang konsumen makan nantinya. Makin
bermunculannya healthy catering, healthy resto atau café, healthy bakery dan
outlet healthy lainnya menunjukkan minat masyarakat yang tinggi akan hidangan
yang menujang kesehatan tubuh. Masyarakat
makin peduli akan nilai gizi yang terkandung dari makanan yang mereka makan.
Dari
segi keamanan pangan, sekarang juga makin banyak restoran yang ‘tidak malu’
lagi menunjukkan dapurnya kepada para tamu. Dengan konsep open kitchen,
restoran tersebut secara terang-terangan menunjukkan proses pemasakan dan
penyajian makanan kepada para tamu. Jadi, dengan begini tamu dapat mengetahui
apa dan bagaimana hidangan yang mereka pesan diproses.
Meskipun
belum bisa diterapkan sepenuhnya pada semua industri penyedia dan pelayanan
jasa boga, tetapi setidaknya dapat menjadi wacana bagi para konsumen, agar
lebih pintar memilih santapan saat menyantap makanan di sebuah rumah makan. @fb.yunita.
No comments:
Post a Comment