Sup atau sop bisa dibilang sebagai hidangan yang mendekati
sempurna, karena kemudahannya untuk dicerna, kaya gizi, mudah dibuat dan
disajikan serta mampu meningkatkan asupan cairan. Hidangan sup di Indonesia tak terhitung banyaknya. Sup dari Indonesia
memilki ciri khas tersendiri, berbeda dengan sup Negara Asia atau Eropa. Citarasa
sup khas Indonesia berlimpah akan bumbu rempahnya, kental dengan citarasa
kemiri, lengkuas, serai dan cabai.
JIka mengunjungi
Bogor dan menyukai jenis hidangan berkuah, tak rugi jika sesekali mengunjungi
salah satu warung sop buntut yang
menjadi favorit warga Bogor. Nama warungnya ‘Sop Buntut Maemun’ dan salah satu
warungnya terletak di Jalan Bangbarung raya Bogor. Meskipun hanya menawarkan
satu jenis hidangan yakni sop buntut, tetapi warung ini tak pernah sepi
pengunjung. Hanya berkapasitas kurang lebih 15 tempat duduk, warung ini mampu
menghabiskan 50-60 kg buntut sapi per hari. Warung sop buntut ini memiliki 4 cabang
di Bogor, semua dikelola oleh pihak keluarga, “warung sop buntut ini turun
menurun dari ibu saya Maemun, sudah ada sejak lebih dari 10 tahun lalu,
kemudian resep sop buntut emak diwariskan kepada anak-anaknya hingga sekarang
ke anak saya,” ujar Ibu Imas pemilik Sop Buntut Maemun jalan Bangbarung.
Isi sop buntutnya
tak neko-neko. Dalam semangkuk sop, hanya terdapat potongan daging bagian buntut,
dan sayuran seperti wortel dan tomat. Kuahnya jernih, tak tercium bau amis dari
sopnya. Dagingnya juga tak melawan saat digigit alias empuk sekali karena Bu
Imas merebusnya dalam waktu yang cukup lama yakni sekitar 3-4 jam dan citarasa sopnya
sangat segar dan harum. Seporsi sop buntut dengan berat daging kurang lebih 300
gram dibandrol dengan harga Rp 22.000, dan ditambah 3 ribu rupiah jika dengan
sepiring nasi hangat.
Saking banyaknya pelanggan
yang ingin mencicipi sop buntut ini, jangan heran jika sebelum pukul 12 siang
Sop Buntut Maemun sudah habis, “biasanya memang sebelum jam makan siang, sop
kami sudah habis, karena itu banyak pelanggan yang memesan terlebih dahulu agar
tidak kehabisan,” tutur Ibu Imas. Karena kendala bahan baku yakni buntut sapi,
Ibu Imas tidak bisa menambah porsi penjualan sop buntut, hanya sekitar 180
porsi sop buntut yang mampu beliau jual karena keterbatasan bahan baku tersebut.
“Malah jika sedang tidak ada pemotongan sapi, kami sama sekali tidak
mendapatkan buntut,” tambah Ibu Imas. Tetapi dengan bantuan beberapa supplier,
bu Imas tetap bisa berjualan sop buntut setiap harinya tetapi tidak banyak.
Sop
Buntut Maemun
Jalan Bangbarung Raya, Bogor.
No comments:
Post a Comment