Friday 5 April 2013

Keju untuk Topping Pizza

Tak diragukan lagi, keju populer untuk topping pizza adalah mozzarella. Mozzarella, jenis keju lunak asli dari Naples, Italia ini memang didesain untuk dimakan dalam keadaan segar (fresh). 

Awalnya mozzarella terbuat dari susu kerbau, kadar airnya tinggi sehingga memiliki masa simpan yang tidak lama. Tekstur keju ini sangat lembut, tidak dapat diparut, dan biasanya keju dipotong-potong saat akan digunakan. Mozzarella sekarang tidak lagi terbuat dari susu kerbau, melainkan susu sapi, dengan kadar air yang lebih rendah, sehingga waktu simpannya menjadi lebih panjang. Mozzarella terdiri dari beberapa varian berdasarkan kadar air dan kandungan lemak susunya- nya. Sedikit eksperimen perlu dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan mozzarella yang tepat seperti yang Anda inginkan. 


Masing- masing mozzarella memiliki kemampuan dalam meleleh dan berubah menjadi cokelat. Tetapi mozzarella bukan satu-satunya keju yang dapat digunakan untuk topping pizza. Pertimbangkan untuk mencoba keju lainnya guna menghasilkan flavor yang berbeda.

Provolone- termasuk kedalam hard atau semi-hard cheese, terdiri dari dua jenis yakni keju provolone yang diasap dan tidak. Keju provolone yang tidak diasap (non-smoked provolone) memilki nutty flavor alias citarasa seperti kacang. Sedangkan smoked provolone memilki flavor yang lebih kuat, dengan citarasa smoky taste yang sangat kuat. Provolone dapat digunakan sendiri atau dapat dikombinasikan dengan mozzarella.

Cheddar- dari yang warnanya putih hingga oranye, dari yang citarasanya mild hingga tajam, cheddar merupakan keju tepat untuk pizza. Daya leleh cheddar bagus, tetapi tidak terlalu ‘melar’, jadi cheddar selalu dikombinasikan dengan mozzarella atau provolone ketika digunakan.

Romano & Permesan- keju ini biasa digunakan yang jenis kering kemudian di parut dan disandingkan dengan hidangan pasta. Romano dan parmesan digunakan pada pizza untuk menambah flavor. Paduan keduanya akan menguatkan citarasa pizza, termasuk untuk keju yang jenisnya kering dan yang diparut. Parmesan tersedia dalam keadaan segar, dapat dipotong atau diparut. Fresh parmesan lebih baik digunakan untuk pizza daripada jenis parmesan yang kering.

Feta- keju feta merupakan keju yang dikuring dalam suatu larutan brine dan banyak dijual dalam bentuk kotak kecil dalam suatu larutan. Keju feta merupakan keju bagus, cocok dikombinasikan dengan keju lain atau digunakan sendiri. Rasanya salty, dan saat dipanggang akan mengeluarkan citarasa earth flavor yang sangat khas.

Swiss- keju swiss sangat berflavor (flavorful). Termasuk jenis salty cheese yang setiap orang belum tentu suka jika keju tersebut ada pada pizza. Kehadiran keju swiss sebagai topping pizza dapat memberikan aksen bahwa pizza tersebut memilki flavor yang kuat, dan sebaiknya keju swiss ditambahkan tidak lebih dari 10%. Keju swiss memilki kemampuan ‘melar’ yang baik setelah meleleh. Keuntungan lain menggunakan keju swiss adalah lebih hemat, karena keju ini dapat dikombinasikan dengan keju lain.

Monterey Jack- keju ini salah satu terbaik untuk pizza, tekstur terbaik diperoleh jika keju monterey jack dicampur tidak lebih dari 30% dengan keju lain. Keju monterey jack terbaik adalah keju dengan jumlah lubang yang sedikit. 

Muenster- keju jenis soft-cheese ini memilki flavor kuat yang dapat digunakan sebagai aksen pada pizza. Potong-potong kecil keju ini saat akan digunakan pada pizza. Varian keju lain mungkin masih dapat dicoba. Diperlukan eksperimen, kreatifitas dan citarasa yang tinggi untuk bisa menghasilkan kombinasi keju yang cocok untuk dijadikan topping pizza. Cobalah varian lain, dan lihat kombinasi yang dihasilkan, apakah pelanggan Anda menyukai citarasa dari cheese topping untuk pizza yang Anda suguhkan? Fibuyu

No comments:

Post a Comment